Pada masa Orde Baru, Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa (Kelompencapir) sempat menjadi sangat populer di tengah-tengah masyarakat pedesaan. Masih melalui siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI), kini gaya komunikasi tatap muka dua arah itu diterapkan kembali di sektor kelautan dan perikanan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan nama Kelompencapir Mina Bahari untuk mendukung Gerakan Nasional Masyarakat Minapolitan (Gempita). Cara ini merupakan model komunikasi yang efektif karena langsung menyentuh ke masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha yang dikemas secara menarik.
Setelah sukses mengadakan lomba Kelompencapir Mina Bahari yang pertama di Banda Aceh, Maret lalu, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) melalui Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Pusluh KP) mengadakan lomba Kelompencapir yang kedua, Jumat (30/4), di Desa Kracak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar). Kegiatan kali ini diikuti oleh para peserta dari wilayah regional III yang meliputi Provinsi Lampung, Banten, dan Jabar. Keluar sebagai pemenang pada perlombaan kali ini adalah Provinsi Lampung.
Lomba kelompencapir ini merupakan sebuah model penyuluhan dalam kerangka menumbuhkan apresiasi dan semangat peserta lomba dalam mengembangkan usahanya serta mendukung program minapolitan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi pelaku utama dan pelaku usaha terbaik tingkat provinsi, memotivasi kelompok pelaku utama perikanan untuk meningkatkan kinerjanya, menstimulasi penumbuhkembangan kelompok pelaku utama perikanan yang mandiri dalam mengembangkan usaha perikanan, dan meningkatkan kerjasama bidang Penyuluhan dan pendidikan kelautan dan perikanan. Sasaran kegiatan ini adalah terinformasikannya performance kegiatan usaha dari 33 kelompok pelaku utama dan pelaku usaha terbaik tingkat provinsi, sehingga mampu memperluas jaringan usahanya dan terjalinnya kerja sama bidang penyuluhan dan pendidikan kelautan dan perikanan.
Menurut Kepala BPSDM KP, Sjarief Widjaja, fokus utama dari Gempita adalah pemberdayaan masyarakat perdesaan, keberpihakan kepada nelayan kecil, pembudidaya ikan kecil serta pengolah ikan skala kecil yang terangkum dalam kelompok pelaku utama dan pelaku usaha. “Itulah mengapa kelompok pelaku utama dan pelaku usaha terbaik setiap provinsi ditampilkan dalam Lomba Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pemirsa atau Kelompencapir Minapolitan. Selain kelompok pelaku utama dan pelaku usaha terbaik, juga pelestrarian warisan budaya lokal/kearifan lokal,” ujar Sjarief. Selain lomba Kelompencapir, diadakan pula temu wicara yang dilakukan sebelum lomba. Temu wicara ini melibatkan 300 peserta yang terdiri dari pelaku utama/pelaku usaha dari kawasan minapolitan/kawasan potensial perikanan, penyuluh perikanan, Dinas/Instansi Teknis Kelautan dan Perikanan maupun yang menangani penyuluhan, Unit Pelaksana Teknis lingkup KKP, dan masyarakat perikanan lainnya. Bertindak sebagai narasumber adalah Kepala BPSDM KP, Dirjen Perikanan Budidaya Ketut Sugama, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar Ahmad Hadadi dan Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Nurhayanti.
Kegiatan ini nantinya akan dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan setiap bulan yang akan diikuti oleh para peserta dari seluruh provinsi di Indonesia dan disebarluaskan melalui media cetak dan elektronik, sebagai salah satu media informasi dan penyuluhan pembangunan kelautan dan perikanan. Untuk itulah peran dan dukungan maksimal media cetak dan elektronik akan sangat strategis dan menentukan keberhasilan Gempita. Hal ini dikarenakan pesan yang terkandung dalam kegiatan ini dapat disebarluaskan ke masyarakat di seluruh pelosok daerah melalui media massa. Untuk mewujudkan hal ini, pada kesempatan tersebut Pusluh KP mengadakan penandatanganan kerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) yang diwakili oleh Kepala Pusluh KP Herman Suherman dengan Direktur Layanan dan Pengembangan Usaha Adnan Iskandar.
Kerja sama juga dilakukan oleh Kepala Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta, salah satu satuan pendidikan KKP, dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam bidang pendidikan dan pelatihan, pengembangan Sumber Daya Manusia, penelitian dan pengembangan, serta pertukaran informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kelautan dan perikanan. Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani pada kesempatan ini oleh Ketua STP Aef Permadi dan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Indra Jaya. Melalui kegiatan ini diharapkan pemahaman dan wawasan peserta tentang konsepsi minapolitan dapat ditingingkatkan dengan memahami dan menguasai kelembagaan dan kepemimpinan kelompok, kewirausahaan, dan manajemen usaha kelompok. Diharapkan pula kualitas SDM kelautan dan perikanan dapat meningkat untuk mewujudkan visi, misi, dan strategi utama KKP.
HUMAS BPSDM - KP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar