WASPADA ANCAMAN VIRUS H1N1 ...!
jaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar anda

Kamis, 16 Juni 2011

Sektor Perhotelan bisa Manfaatkan Daging Sapi Lokal

Bali tidak terpengaruh signifikan terhadap penutupan ekspor dari Australia ke Indonesia. Kepala Dinas Peternakan Propinsi Bali, Putu Sumantra, Selasa (14/6) lalu mengatakan, penutupan pengiriman dari Australia ke Indonesia, sektor perhotelan di Bali bisa menggunakan daging sapi hasil pemotongan lokal.

Diungkapkan, Bali tidak mengimpor sapi hidup dari Australia. Hanya saja, sektor perhotelan di Bali masih mengimpor daging sapi termasuk dari Australia. Daging sapi dari Autralia ini merupakan impor langsung dari Australia dan pasokan daging sapi Australia dari Jakarta. Sebelumnya, pasokan sapi dari Australia banyak dipotong di Jakarta ini selanjutnya dikirim ke Bali. Daging Australia yang dikirim ke Bali dikenal daging sapi eks impor.

Dijelaskan, sapi hidup dari Australia umumnya hanya dikrim ke Lampung, Jawa Barat termasuk Jakarta. Ketika Australia menutup ekspor sapi hidup ke Indonesia, maka akan hanya berdampak pada tersendatnya pasokan daging eks impor dari Jakarta ke Bali.

Dipaparkan, berdasarkan data tahun 2010 kebutuhan daging sapi di Bali per tahun mencapai 600 ton. Sementara kebutuhan daging sapi impor dari Australia hanya mencapai 64,8 ton per tahun. Kebutuhan daging impor hanya berkisar 15-20 persen kebutuhan daging sapi di Bali.

Lebih lanjut dikatakan, Disnak sudah menjatahkan pemotongan sapi untuk pemenuhan daging sapi lokal mencapai 38.000 ekor per tahun. Sektor perhotelan bisa memanfaatkan daging sapi hasil pemotongan lokal untuk menutupi kekurangan sapi eks impor dari Jakarta akibat penutupan ekspor sapi dari Australia ke Indonesia.

Sumantra menambahkan, akibat penutupan ekspor sapi dari Australia akan menggairahkan peternak lokal untuk berproduksi. Pengoptimalan produksi dan peningkatatan kualitas sapi Bali sudah dilakukan dengan pemeliharaan sapi secara intensif. Ini dilakukan dengan pemeliharaan sapi dengan cara dikandangkan dan pemberian pakan konsentrat melalui sistem penggemukan. Dengan pola pemeliharaan intensif, ke depan kualitas daging sapi Bali akan makin mudah diterima sektor perhotelan di Bali.
Sumber :Bisnis Bali Tanggal 16 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar