Masih segelintir masyarakat yang memahami betul seluk-beluk kesehatan unggas berikut produknya. Bahkan, di kalangan peternak, upaya pencegahan penyakit unggas belum bisa diterapkan secara maksimal, sehingga penyebaran penyakit seperti flu burung kerap berlangsung cukup cepat. Adalah biosekuriti, yaitu usaha-usaha yang seharusnya dilakukan peternak untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam peternakan dan penyebarannya. Di kalangan peternak, biosekuriti belum populer. Padahal, biosekuriti tidak mesti dengan biaya mahal. Malahan ada langkah-langkah biosekuriti yang tidak memerlukan uang sama sekali.
Demikian diungkapkan Provincial Project Coordinator Pusat Biosekuriti Unggas Indonesia (PBUI) Ir. Ni Putu Sarini, M.Sc. di sela-sela sosialisasi produk peternakan biosekuriti di Carrefour, Sunset Road, Kuta, Minggu (12/6) kemarin. Turut hadir pada acara tersebut, Kepala Dinas Peternakan Bali I Made Sumantra, Sekretaris Paguyuban Peternakan Ayam se-Bali Suryawan, Manajer Pelatihan Drh. Dewa Darma, Ketua HKTI Prof. Suparta, termasuk perwakilan peternak.
Ni Putu Sarini menjelaskan, Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR), badan penelitian di negara Australia, memiliki kepedulian terhadap kesehatan unggas di Indonesia sejak merebaknya flu burung tahun 2004 lalu. Sebuah proyek terintegrasi lantas dilaksanakan. Penelitian untuk mengetahui langkah-langkah biosekuriti yang murah dan efektif sekaligus mampu diterapkan di Indonesia dilaksanakan di Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Bali. Disusul pelatihan oleh PBUI, sebuah institusi independen yang didirikan ACIAR. Semua pelatihan untuk menunjang pembuatan sistem yang mampu menyediakan produk yang sehat.
Sistem terdiri atas sekelompok peternak ayam broiler di Desa Selanbawak, Tabanan dan peternak petelur di Desa Petang, Badung. Mereka dilatih sehingga mengerti pentingnya peningkatan manajemen dan biosekuriti bagi peternakannya. Dalam sistem ini, ayam dari peternakan yang telah memenuhi langkah biosekuriti akan dipotong di rumah potong unggas dengan hygiene dan sanitasi yang baik. Semuanya di bawah koordinasi dan pengawasan PBUI. ''Kemudian produk terapan biosekuriti secara benar yang disebut produk healthy farm ini mulai dijual di Carrefour Sunset Road sejak 10 Juni lalu. Harapan dari proyek ini, sistem akan berjalan terus dan berkembang sehingga masyarakat selalu mendapatkan produk peternakan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal),'' ujarnya.
I Made Sumantra saat meninjau produk mengatakan, unggas-unggas yang pada pemeliharaannya sudah menerapkan biosekuriti, sudah terjamin kesehatannya. Artinya, unggas tersebut sudah terhindar dari penyakit. Dengan demikian, selain punya nilai tambah dari sisi kesehatan, keuntungan yang diraih peternak akan lebih tinggi. Diharapkan, biosekuriti dapat diterapkan secara menyeluruh oleh peternak di Bali.
Hal senada dikatakan Drh. Dewa Darma dan Suryawan. Keduanya mengakui pada produk healthy farm hasil penerapan biosekuriti, tidak ditemukan patogen sehingga tak ada terjangkit penyakit unggas misalnya flu burung atau E-coli.
Sumber Balipost 13 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar