Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Lamun sangat berbeda dengan rumput laut (algae) (Askab 1999). Padang lamun (seagrass) umumnya terdapat pada perairan pantai dangkal, merupakan ekosistem yang produktif dan tergolong sumberdaya bernilai tinggi.
Secara ekologis, padang lamun menyediakan perlindungan dan makanan bagi beberapa jenis ikan dan kerang-kerangan ekonomis penting (Clark, 1992; Berwick, 1983; Sullivan et al., 1995). Padang lamun memberi sumbangan berupa daun dan detritus bagi ikan, udang, kepiting dan hewan bentik lainnya. Komunitas lamun ini juga mempunyai kemampuan untuk menjebak dan menstabilkan sedimen sehingga dapat mencegah erosi. Secara lebih rinci, Baker and Kaeoniam (1986) menguraikan fungsi-fungsi ekosistem padang lamun yaitu :
• Pertumbuhannya yang masif menutupi sedimen sehingga merupakan daerah deposisi yang mampu menstabilkan sedimen dan mencegah transport sedimen ke laut lepas.
• Sebagai penghalang arus gelombang sehingga mampu meredam energi gelombang.
• Daerah asuhan (nursery ground) bagi larva dan juvenil hewan laut.
• Daerah sanctuary.
• Sebagai habitat utama dan sumber makanan bagi ikan-ikan, reptil (penyu) dan mamalia laut (seperti dugong).
• Daerah pemijahan ikan (spawning ground).
• Filter terhadap bahan-bahan tersuspensi sehingga membantu mengurangi kekeruhan pada ekosistem terumbu karang di sekitarnya.
• Meningkatkan kesuburan perairan laut melalui input serasah.
Sebaran ekosistem padang lamun di wilayah perairan pesisir Kabupaten Badung terdapat pada beberapa lokasi yaitu di Teluk Benoa, Tanjung Benoa, Nusa Dua, pantai Sawangan, Kutuh, dan Ungasan dengan luas estimasi 543 ha (Gambar 2.10). Di perairan pantai Kuta juga terdapat vegetasi lamun akan tetapi sebarannya sangat spasial.
Sebaran padang lamun di Teluk Benoa yang memiliki habitat samping berupa hutan mangrove, merupakan habitat asuhan (nursery ground) bagi anak-anak ikan yang bernilai ekonomis penting seperti ikan kakap (Lutjanus spp.). Vegetasi lamun yang terdapat di Teluk Benoa umumnya mengisi pinggir-pingir alur air (channel) dengan jenis dominan adalah Enhalus acoroides.. Luas sebaran padang lamun di lokasi ini diperkirakan sekitar 141 ha tetapi tingkat kerapatan penutupan vegetasinya relatif rendah.
Perairan pantai Tanjung Benoa sampai Nusa Dua merupakan sebaran padang lamun yang tumbuh pada laguna dangkal yang merupakan habitat antara terumbu karang dan daratan. Berdasarkan hasil penelitian Proyek Pengamanan Pantai Bali (1998), jenis-jenis lamun ynag dominan di perairan Tanjung Benoa sampai Nusa Dua adalah Enhlaus acoroides. Jenis lainnya yaitu Halophyla ovalis, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syringodium isoetifoliu dan Halodule pinifolia. Luas sebaran padang lamun di Tanjung Benoa sampai Nusa Dua diperkirakan sekitar 206 ha.
Di perairan pantai selatan mulai dari perairan pantai Peminge sampai Ungasan juga merupakan sebaran padang lamun yang sangat masif. Sebaran padang lamun di perairan pantai Peminge dan Geger luasnya 78 ha, di perairan pantai Sawangan luasnya 24 ha dan di perairan pantai Kutuh dan Ungasan luasnya 94 ha. Jenis-jenis lamun di wilayah ini sama dengan yang terdapat di Tanjung Benoa dan Nusa Dua dengan jenis dominan berupa Enhalus acoroides. Sebagian sebaran lamun di pantai Sawangan dan Kutuh telah mengalami alterasi karena arealnya dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut.
Di dalam ekosistem padang lamun berasosiasi berbagai jenis ikan meliputi ikan baronang (Siganidae), wrasse (Labridae), snapper (Lutjanidae), dan lain sebagainya. Biota ekonomis penitng lainnya meliputi bulu babi (Deadema) dan teripang (Holothuridae).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar