Pemerintah Kabupaten Badung, Kamis (17/3) kemarin melaksanakan Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Forum SKPD yang dipimpin langsung Bupati Badung A.A. Gde Agung, SH didampingi Sekda Badung Kompyang R. Swandika ini diikuti seluruh pimpinan SKPD dilingkungan Pemkab Badung di Ruang Kriya Gosana, Puspem Badung.
Ketua Bappeda dan Litbang Badung I Wayan Suambara yang memprakarsai kegiatan tersebut menyatakan, forum SKPD ini merupakan suatu langkah dalam rangka penyusunan rencana program pembangunan Kabupaten Badung untuk tahun 2012 mendatang. Kata Suambara, melalui forum SKPD ini nantinya akan melahirkan rancangan perencanaan pembangunan Kabupaten Badung tahun 2012 yang akan diatur dalam peraturan Bupati. Peraturan Bupati tentang perencanaan pembangunan tahun 2012 akan dikembalikan kepada SKPD guna dijadikan payung dalam penyusunan rencana kerja masing-masing SKPD tahun 2012. Kompilasi dari semua hasil forum SKPD ini akan dibahas didalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten yang rencananya dilaksanakan pada Maret ini. Setelah Musrenbang, baru dilakukan penyusunan KUA dan PPAS serta kegiatan tahun 2012.
Pada kesempatan tersebut ada empat SKPD diberi kesempatan untuk menyampaikan program-program inovatif yang dilaksanakan. Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera memaparkan tentang strategi, program dan kegiatan percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Badung. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan menyampaikan tentang peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas hasil produksi pertanian dalam arti luas, menuju ikon unggulan. Sedangkan Dinas Bina Marga dan Pengairan menyampaikan tentang penyediaan infrastruktur yang berkualitas dan merata. Dan yang terakhir Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) menyampaikan strategi untuk mewujudkan Badung yang bersih, hijau dan berbunga untuk menuju Badung yang santhi dan jagadhita.
Sementara itu Bupati Gde Agung menilai forum SKPD ini amat penting untuk menapak langkah kedepan guna meningkatkan kesejahteraan serta harkat dan martabat masyarakat Badung menuju Badung yang shanti dan jagatdhita. Dari pemaparan SKPD tersebut, Bupati memberikan apresiasi.
Bupati juga minta kedepan program-program yang dirancang agar lebih dipertajam dengan kegiatan yang lebih konkrit dan lebih inovatif, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Selain itu Bupati juga minta data mengenai perkembangan pembangunan di Badung supaya dilakukan pengkajian kembali. Untuk itu instansi terkait dapat kerjasama dengan Badan Pusat Statistik guna melakukan survey ke lapangan sehingga data yang diperoleh lebih akurat
WASPADA ANCAMAN VIRUS H1N1 ...!
jaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar anda
Kamis, 17 Maret 2011
Rabu, 16 Maret 2011
TARGET KONSUMSI IKAN NASIONAL
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk meningkatkan tingkat konsumsi ikan di Indonesia yang dinilai dapat meningkatkan tingkat kecerdasan masyarakat.
KKP dan MUI akan membuat sejumlah langkah strategis guna mewujudkan percepatan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan sektor kelautan dan perikanan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan berdasarkan prinsip-prinsip ekoteologi Islam," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dalam siaran pers KKP yang diterima, Senin (24/1).
Fadel menegaskan, MUI merupakan organisasi kemasyarakatan yang bersifat keagamaan, berasaskan Islam dan independen. Apalagi masyarakat perikanan di Indonesia sebagian besar adalah beragama Islam.
Sementara itu, lanjutnya, pemerintah melalui KKP juga telah mencanangkan meningkatkan konsumsi ikan nasional melalui Gerakan Makan Ikan Nasional (Gemarikan) sebagai upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat.
Untuk itu, ujar dia, MUI didorong agar meningkatkan konsumsi ikan sehingga turut meningkatkan kecerdasan dan pemanfaatan produksi ikan nasional yang setiap tahun telah ditargetkan KKP sebesar 22,39 juta ton pada 2014.
Pada 2011, KKP menargetkan sasaran produksi ikan sebesar 12,26 juta ton, atau mengalami peningkatan sebesar 13 persen dari produksi 2010 sebesar 10,85 juta ton.
Sedangkan hingga akhir 2010, tingkat konsumsi ikan mencapai 30,47 kg/kapita/tahun, meningkat dibandingkan konsumsi tahun 2009 sebesar 29,08 kg/ kapita.
"Kandungan omega 3, 6, dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat seperti tumbuh kembang bayi lebih cepat, balita lebih aktif dan cerdas, serta membuat daya tahan tubuh lebih kuat," kata Fadel.
Sebelumnya, KKP dan MUI bersama-sama telah menandatangani kesepakatan bersama di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (21/11) yang memiliki ruang lingkup antara lain penerapan hasil penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan yang tepat guna kepada masyarakat, serta pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan.
Ruang lingkup lainnya adalah pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan termasuk diantaranya masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
Selain itu penguatan dan peningkatan kapasitas peran kelembagaan agama dalam pemberdayaan tersebut, serta pengelolaan lingkungan dan pengolahan produk hasil kelautan dan perikana
KKP dan MUI akan membuat sejumlah langkah strategis guna mewujudkan percepatan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan sektor kelautan dan perikanan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan berdasarkan prinsip-prinsip ekoteologi Islam," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dalam siaran pers KKP yang diterima, Senin (24/1).
Fadel menegaskan, MUI merupakan organisasi kemasyarakatan yang bersifat keagamaan, berasaskan Islam dan independen. Apalagi masyarakat perikanan di Indonesia sebagian besar adalah beragama Islam.
Sementara itu, lanjutnya, pemerintah melalui KKP juga telah mencanangkan meningkatkan konsumsi ikan nasional melalui Gerakan Makan Ikan Nasional (Gemarikan) sebagai upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat.
Untuk itu, ujar dia, MUI didorong agar meningkatkan konsumsi ikan sehingga turut meningkatkan kecerdasan dan pemanfaatan produksi ikan nasional yang setiap tahun telah ditargetkan KKP sebesar 22,39 juta ton pada 2014.
Pada 2011, KKP menargetkan sasaran produksi ikan sebesar 12,26 juta ton, atau mengalami peningkatan sebesar 13 persen dari produksi 2010 sebesar 10,85 juta ton.
Sedangkan hingga akhir 2010, tingkat konsumsi ikan mencapai 30,47 kg/kapita/tahun, meningkat dibandingkan konsumsi tahun 2009 sebesar 29,08 kg/ kapita.
"Kandungan omega 3, 6, dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat seperti tumbuh kembang bayi lebih cepat, balita lebih aktif dan cerdas, serta membuat daya tahan tubuh lebih kuat," kata Fadel.
Sebelumnya, KKP dan MUI bersama-sama telah menandatangani kesepakatan bersama di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (21/11) yang memiliki ruang lingkup antara lain penerapan hasil penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan yang tepat guna kepada masyarakat, serta pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan.
Ruang lingkup lainnya adalah pemberdayaan dan pengembangan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan termasuk diantaranya masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil.
Selain itu penguatan dan peningkatan kapasitas peran kelembagaan agama dalam pemberdayaan tersebut, serta pengelolaan lingkungan dan pengolahan produk hasil kelautan dan perikana
Beberapa Aspek Penting Dalam Usaha Perikanan
Semuanya mempunyai aspek penting yang layak untuk diketahui oleh mereka yang berminat untuk terjun ke dalam usaha ini.
Beberapa aspek penting tersebut adalah aspek pasar, manajemen produksi, sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA) dan modal. Kelima aspek ini mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
1. ASPEK PASAR
Beberapa poin didalam aspek ini yang harus diketahui oleh para pelaku usaha perikanan dan calon pelaku usaha perikanan adalah gambaran yang jelas tentang volume permintaan, waktu permintaan dan sistem pemasaran.
Ketiga hal ini harus diperoleh dalam keadaan yang jelas, lengkap dan terprediksi dengan baik dikarenakan aspek pasar ini akan berpengaruh langsung terhadap manajemen produksi, kemampuan sumber daya manusia, daya dukung sumber daya alam dan sistem permodalan.
2. MANAJEMEN PRODUKSI
Setelah semua gambaran tentang aspek pasar diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menciptakan manajemen produksi.
Hal ini penting untuk dilakukan supaya para pelaku dan calon pelaku usaha perikanan bisa mendapatkan senjata untuk menghadapi kondisi pasar kedepannya.
Beberapa komponen yang termasuk didalam manajemen produksi adalah skala usaha, teknologi yang akan digunakan dan penetapan sistem tebar panen.
3. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
SDM merupakan salah satu aspek penting dalam usaha perikanan, terutama terkait dengan penguasaan teknis dan manajerial usaha.
Seorang pelaku dan calon pelaku usaha perikanan harus memiliki kemampuan untuk menguasai manajemen produksi secara lengkap.
Berbagai jenis tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan SDM diberbagai tingkatan harus selalu dilakukan agar performa puncak dapat segera tercapai.
Adapaun beberapa kemampuan dari SDM yang harus bisa ditingkatkan adalah produktivitas dan efisiensi kerja, kemampuan dalam hal berkomunikasi, kemampuan dalam hal kerja tim, kemampuan dalam hal memanfaatkan setiap peluang usaha serta pengembangan sikap dan mental yang lebih positif.
4. SUMBER DAYA ALAM (SDA)
Beberapa komponen yang tercakup didalam aspek SDA adalah masalah ketersediaan lahan dan air berstatus memenuhi syarat baik itu dlam hal kuantitas dan kualitas, stok ikan dilaut dan perairan umum, iklim, topografi lahan, dan sebagainya.
Tingkat kesesuaian SDA dapat dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu sangat sesuai, sesuai dan tidak sesuai. Salah satu perbedaan yang dapat diamati diantara ke 3 kategori ini adalah masalah besar kecilnya biaya investasi yang harus disiapkan.
Pada SDA dengan kategori sangat sesuai, biaya investasi yang harus dikeluarkan akan jauh lebih kecil daripada SDA dengan kategori sesuai atau tidak sesuai.
5. MODAL
Manajemen produksi yang diterapkan didalam sebuah usaha perikanan pada akhirnya nanti akan berdampak pada hal besar kecilnya modal yang harus disediakan.
Sistem permodalan harus disesuaikan dengan manajemen produksi yang akan diterapkan setelah memperhatikan juga aspek pasar, SDM dan SDA.
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan modal adalah melalui berbagai macam lembaga keuangan maupun dari pihak investor.
Informasi singkat mengenai aspek – aspek penting didalam usaha perikanan ini disampaikan dengan harapan agar para pelaku dan calon pelaku usaha perikanan dapat lebih meminimalkan setiap resiko yang akan terjadi kedepannya.
Juga siap dalam menghadapi setiap kendala yang datang menghadang serta dapat menjadikan usaha perikanan sebagai usaha yang menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu lama dan tahan banting.
Beberapa aspek penting tersebut adalah aspek pasar, manajemen produksi, sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA) dan modal. Kelima aspek ini mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
1. ASPEK PASAR
Beberapa poin didalam aspek ini yang harus diketahui oleh para pelaku usaha perikanan dan calon pelaku usaha perikanan adalah gambaran yang jelas tentang volume permintaan, waktu permintaan dan sistem pemasaran.
Ketiga hal ini harus diperoleh dalam keadaan yang jelas, lengkap dan terprediksi dengan baik dikarenakan aspek pasar ini akan berpengaruh langsung terhadap manajemen produksi, kemampuan sumber daya manusia, daya dukung sumber daya alam dan sistem permodalan.
2. MANAJEMEN PRODUKSI
Setelah semua gambaran tentang aspek pasar diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menciptakan manajemen produksi.
Hal ini penting untuk dilakukan supaya para pelaku dan calon pelaku usaha perikanan bisa mendapatkan senjata untuk menghadapi kondisi pasar kedepannya.
Beberapa komponen yang termasuk didalam manajemen produksi adalah skala usaha, teknologi yang akan digunakan dan penetapan sistem tebar panen.
3. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
SDM merupakan salah satu aspek penting dalam usaha perikanan, terutama terkait dengan penguasaan teknis dan manajerial usaha.
Seorang pelaku dan calon pelaku usaha perikanan harus memiliki kemampuan untuk menguasai manajemen produksi secara lengkap.
Berbagai jenis tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan SDM diberbagai tingkatan harus selalu dilakukan agar performa puncak dapat segera tercapai.
Adapaun beberapa kemampuan dari SDM yang harus bisa ditingkatkan adalah produktivitas dan efisiensi kerja, kemampuan dalam hal berkomunikasi, kemampuan dalam hal kerja tim, kemampuan dalam hal memanfaatkan setiap peluang usaha serta pengembangan sikap dan mental yang lebih positif.
4. SUMBER DAYA ALAM (SDA)
Beberapa komponen yang tercakup didalam aspek SDA adalah masalah ketersediaan lahan dan air berstatus memenuhi syarat baik itu dlam hal kuantitas dan kualitas, stok ikan dilaut dan perairan umum, iklim, topografi lahan, dan sebagainya.
Tingkat kesesuaian SDA dapat dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu sangat sesuai, sesuai dan tidak sesuai. Salah satu perbedaan yang dapat diamati diantara ke 3 kategori ini adalah masalah besar kecilnya biaya investasi yang harus disiapkan.
Pada SDA dengan kategori sangat sesuai, biaya investasi yang harus dikeluarkan akan jauh lebih kecil daripada SDA dengan kategori sesuai atau tidak sesuai.
5. MODAL
Manajemen produksi yang diterapkan didalam sebuah usaha perikanan pada akhirnya nanti akan berdampak pada hal besar kecilnya modal yang harus disediakan.
Sistem permodalan harus disesuaikan dengan manajemen produksi yang akan diterapkan setelah memperhatikan juga aspek pasar, SDM dan SDA.
Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan modal adalah melalui berbagai macam lembaga keuangan maupun dari pihak investor.
Informasi singkat mengenai aspek – aspek penting didalam usaha perikanan ini disampaikan dengan harapan agar para pelaku dan calon pelaku usaha perikanan dapat lebih meminimalkan setiap resiko yang akan terjadi kedepannya.
Juga siap dalam menghadapi setiap kendala yang datang menghadang serta dapat menjadikan usaha perikanan sebagai usaha yang menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu lama dan tahan banting.
Sumberdaya Rumput Laut
Perairan pesisir pasang surut Kabupaten Badung mengandung potensi sumberdaya rumput laut bernilai ekonomis penting. Rumput laut dapat dijumpai pada perairan pantai berbatu seperti jenis bulung bulu ayam (Gelidium spp.) terdapat di daerah Ungasan, Uluwatu, Labuhan Sait dan Balangan; rumput laut yang tumbuh pada substrat lunak berpasir di daerah pasang surut seperti bulung buni (Caulerva spp.) dijumpai di daerah Mumbul dan rumput laut yang tumbuh berasosiasi dengan padang lamun seperti bulung sangu (Gracillaria spp.) dan bulung jaja (Hypnea spp.) yang banyak dijumpai di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kutuh, Ungasan, dan Kuta
Ekosistem Padang Lamun di Kabupaten Badung
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup terbenam di dalam laut. Lamun sangat berbeda dengan rumput laut (algae) (Askab 1999). Padang lamun (seagrass) umumnya terdapat pada perairan pantai dangkal, merupakan ekosistem yang produktif dan tergolong sumberdaya bernilai tinggi.
Secara ekologis, padang lamun menyediakan perlindungan dan makanan bagi beberapa jenis ikan dan kerang-kerangan ekonomis penting (Clark, 1992; Berwick, 1983; Sullivan et al., 1995). Padang lamun memberi sumbangan berupa daun dan detritus bagi ikan, udang, kepiting dan hewan bentik lainnya. Komunitas lamun ini juga mempunyai kemampuan untuk menjebak dan menstabilkan sedimen sehingga dapat mencegah erosi. Secara lebih rinci, Baker and Kaeoniam (1986) menguraikan fungsi-fungsi ekosistem padang lamun yaitu :
• Pertumbuhannya yang masif menutupi sedimen sehingga merupakan daerah deposisi yang mampu menstabilkan sedimen dan mencegah transport sedimen ke laut lepas.
• Sebagai penghalang arus gelombang sehingga mampu meredam energi gelombang.
• Daerah asuhan (nursery ground) bagi larva dan juvenil hewan laut.
• Daerah sanctuary.
• Sebagai habitat utama dan sumber makanan bagi ikan-ikan, reptil (penyu) dan mamalia laut (seperti dugong).
• Daerah pemijahan ikan (spawning ground).
• Filter terhadap bahan-bahan tersuspensi sehingga membantu mengurangi kekeruhan pada ekosistem terumbu karang di sekitarnya.
• Meningkatkan kesuburan perairan laut melalui input serasah.
Sebaran ekosistem padang lamun di wilayah perairan pesisir Kabupaten Badung terdapat pada beberapa lokasi yaitu di Teluk Benoa, Tanjung Benoa, Nusa Dua, pantai Sawangan, Kutuh, dan Ungasan dengan luas estimasi 543 ha (Gambar 2.10). Di perairan pantai Kuta juga terdapat vegetasi lamun akan tetapi sebarannya sangat spasial.
Sebaran padang lamun di Teluk Benoa yang memiliki habitat samping berupa hutan mangrove, merupakan habitat asuhan (nursery ground) bagi anak-anak ikan yang bernilai ekonomis penting seperti ikan kakap (Lutjanus spp.). Vegetasi lamun yang terdapat di Teluk Benoa umumnya mengisi pinggir-pingir alur air (channel) dengan jenis dominan adalah Enhalus acoroides.. Luas sebaran padang lamun di lokasi ini diperkirakan sekitar 141 ha tetapi tingkat kerapatan penutupan vegetasinya relatif rendah.
Perairan pantai Tanjung Benoa sampai Nusa Dua merupakan sebaran padang lamun yang tumbuh pada laguna dangkal yang merupakan habitat antara terumbu karang dan daratan. Berdasarkan hasil penelitian Proyek Pengamanan Pantai Bali (1998), jenis-jenis lamun ynag dominan di perairan Tanjung Benoa sampai Nusa Dua adalah Enhlaus acoroides. Jenis lainnya yaitu Halophyla ovalis, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syringodium isoetifoliu dan Halodule pinifolia. Luas sebaran padang lamun di Tanjung Benoa sampai Nusa Dua diperkirakan sekitar 206 ha.
Di perairan pantai selatan mulai dari perairan pantai Peminge sampai Ungasan juga merupakan sebaran padang lamun yang sangat masif. Sebaran padang lamun di perairan pantai Peminge dan Geger luasnya 78 ha, di perairan pantai Sawangan luasnya 24 ha dan di perairan pantai Kutuh dan Ungasan luasnya 94 ha. Jenis-jenis lamun di wilayah ini sama dengan yang terdapat di Tanjung Benoa dan Nusa Dua dengan jenis dominan berupa Enhalus acoroides. Sebagian sebaran lamun di pantai Sawangan dan Kutuh telah mengalami alterasi karena arealnya dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut.
Di dalam ekosistem padang lamun berasosiasi berbagai jenis ikan meliputi ikan baronang (Siganidae), wrasse (Labridae), snapper (Lutjanidae), dan lain sebagainya. Biota ekonomis penitng lainnya meliputi bulu babi (Deadema) dan teripang (Holothuridae).
Secara ekologis, padang lamun menyediakan perlindungan dan makanan bagi beberapa jenis ikan dan kerang-kerangan ekonomis penting (Clark, 1992; Berwick, 1983; Sullivan et al., 1995). Padang lamun memberi sumbangan berupa daun dan detritus bagi ikan, udang, kepiting dan hewan bentik lainnya. Komunitas lamun ini juga mempunyai kemampuan untuk menjebak dan menstabilkan sedimen sehingga dapat mencegah erosi. Secara lebih rinci, Baker and Kaeoniam (1986) menguraikan fungsi-fungsi ekosistem padang lamun yaitu :
• Pertumbuhannya yang masif menutupi sedimen sehingga merupakan daerah deposisi yang mampu menstabilkan sedimen dan mencegah transport sedimen ke laut lepas.
• Sebagai penghalang arus gelombang sehingga mampu meredam energi gelombang.
• Daerah asuhan (nursery ground) bagi larva dan juvenil hewan laut.
• Daerah sanctuary.
• Sebagai habitat utama dan sumber makanan bagi ikan-ikan, reptil (penyu) dan mamalia laut (seperti dugong).
• Daerah pemijahan ikan (spawning ground).
• Filter terhadap bahan-bahan tersuspensi sehingga membantu mengurangi kekeruhan pada ekosistem terumbu karang di sekitarnya.
• Meningkatkan kesuburan perairan laut melalui input serasah.
Sebaran ekosistem padang lamun di wilayah perairan pesisir Kabupaten Badung terdapat pada beberapa lokasi yaitu di Teluk Benoa, Tanjung Benoa, Nusa Dua, pantai Sawangan, Kutuh, dan Ungasan dengan luas estimasi 543 ha (Gambar 2.10). Di perairan pantai Kuta juga terdapat vegetasi lamun akan tetapi sebarannya sangat spasial.
Sebaran padang lamun di Teluk Benoa yang memiliki habitat samping berupa hutan mangrove, merupakan habitat asuhan (nursery ground) bagi anak-anak ikan yang bernilai ekonomis penting seperti ikan kakap (Lutjanus spp.). Vegetasi lamun yang terdapat di Teluk Benoa umumnya mengisi pinggir-pingir alur air (channel) dengan jenis dominan adalah Enhalus acoroides.. Luas sebaran padang lamun di lokasi ini diperkirakan sekitar 141 ha tetapi tingkat kerapatan penutupan vegetasinya relatif rendah.
Perairan pantai Tanjung Benoa sampai Nusa Dua merupakan sebaran padang lamun yang tumbuh pada laguna dangkal yang merupakan habitat antara terumbu karang dan daratan. Berdasarkan hasil penelitian Proyek Pengamanan Pantai Bali (1998), jenis-jenis lamun ynag dominan di perairan Tanjung Benoa sampai Nusa Dua adalah Enhlaus acoroides. Jenis lainnya yaitu Halophyla ovalis, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syringodium isoetifoliu dan Halodule pinifolia. Luas sebaran padang lamun di Tanjung Benoa sampai Nusa Dua diperkirakan sekitar 206 ha.
Di perairan pantai selatan mulai dari perairan pantai Peminge sampai Ungasan juga merupakan sebaran padang lamun yang sangat masif. Sebaran padang lamun di perairan pantai Peminge dan Geger luasnya 78 ha, di perairan pantai Sawangan luasnya 24 ha dan di perairan pantai Kutuh dan Ungasan luasnya 94 ha. Jenis-jenis lamun di wilayah ini sama dengan yang terdapat di Tanjung Benoa dan Nusa Dua dengan jenis dominan berupa Enhalus acoroides. Sebagian sebaran lamun di pantai Sawangan dan Kutuh telah mengalami alterasi karena arealnya dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut.
Di dalam ekosistem padang lamun berasosiasi berbagai jenis ikan meliputi ikan baronang (Siganidae), wrasse (Labridae), snapper (Lutjanidae), dan lain sebagainya. Biota ekonomis penitng lainnya meliputi bulu babi (Deadema) dan teripang (Holothuridae).
Langganan:
Postingan (Atom)